Tarawa terbagi menjadi Tarawa Utara dan Tarawa Selatan, dengan sejumlah desa dan komunitas yang terletak di sepanjang garis pantai yang indah. Ibu kota benua, Betio, merupakan pusat perdagangan utama dan pintu gerbang bagi kegiatan ekonomi di Kiribati. Di sini, pengunjung dapat menemukan pasar gunung388 yang ramai, restoran lokal yang menyajikan hidangan laut segar, dan berbagai toko dan fasilitas lainnya.
Tidak jauh dari Betio, terdapat situs bersejarah Pertempuran Tarawa yang terjadi pada Perang Dunia II. Pengunjung dapat mengunjungi makam dan monumen perang yang menghormati para prajurit yang gugur selama pertempuran bersejarah ini. Juga dekat dengan Betio, terdapat Pantai Bikenibeu yang menawarkan pantai pasir putih yang indah dan air laut yang jernih untuk dinikmati oleh pengunjung.
Di Tarawa, para wisatawan juga dapat mengalami kehidupan pulau yang otentik dengan berpartisipasi dalam aktivitas lokal seperti memancing, snorkeling, atau berlayar dengan kano tradisional. Masyarakat Kiribati dikenal dengan kehangatan dan keramahannya terhadap para tamu, serta warisan budaya mereka yang kaya dengan tarian, musik, dan seni ukir.
Selain keindahan alamnya, Tarawa juga memiliki tantangan lingkungan yang signifikan, seperti kenaikan permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau negara. Kiribati menjadi salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, dan pemerintah berupaya untuk mencari solusi yang berkelanjutan untuk melindungi pulau-pulau mereka.
Dengan kekayaan alamnya yang megah, warisan budayanya yang unik, dan keramahan penduduknya, pulau Tarawa di Kiribati tetap menjadi destinasi yang menarik bagi para pelancong yang ingin menjelajahi keajaiban dunia tropis yang masih autentik dan tidak terlalu terjamah oleh pariwisata massal